Jual Ginjal untuk Bayar Utang, Wanita Ini Hanya Dibayar Rp 70 Juta
Seorang wanita di Malang nekat menjual ginjalnya demi menutup utang sebesar Rp 350 juta. Adalah Ita Diana (41) warga asal Jalan Wukir, Temas, Kota Batu, yang mengaku ginjalnya telah diambil.
Dan transplantasi ginjalnya diambil di rumah sakit milik pemerintah di Kota Malang. Tapi kata dia, biaya ganti yang disepakati belum dibayarkan oleh penerima organ tubuhnya itu. Ita bercerita, dirinya tak berniat menjual ginjal kepada orang lain.
Saat mendampingi temannya saat dirawat di rumah sakit pemerintah di Malang, awal mula semua penderitaannya. Selama hampir 10 hari menunggu temannya, Ita banyak berinteraksi dengan banyak orang, termasuk asisten dokter di rumah sakit itu
"Selama ngobrol saya memang bercerita soal utang saya yang belum terbayar. Lantas ada yang mengatakan jangan bingung, utang ibu akan terbayar. Saya pun diajak menemui seorang dokter senior," ujar Ita kepada wartawan saat ditemui di Jalan Cokroaminoto, Jumat (22/12/2017).
Ita pun bertemu dengan dokter A, yang membuatnya merasa lega akan bisa melunasi utang-utangnya sebesar Rp 350 juta itu. Dokter memintanya untuk menemui dokter R, keduanya merupakan rekan kerja dalam transplantasi ginjal.
"Mereka menawarkan, apakah saya mau dan pasti utang akan terbayar. Saya juga ditemukan dengan Pak Erwin orang yang akan membeli ginjal saya," beber ibu tiga anak ini.
Saat itu, Ita juga bertemu dengan istri Erwin, orang yang memiliki persoalan kesehatan dan membutuhkan ginjal. Keduanya menyampaikan akan menanggung semua utang Ita di koperasi itu. "Istrinya terus bilang tidak akan tutup mata, yang penting suaminya sehat dulu," tuturnya.
Sebelum operasi, Ita sempat menjalani beberapa pemeriksaan medis. Hingga pada akhirnya, dokter melakukan transplantasi ginjal pertengahan Februari 2017 lalu.
Operasi sendiri berlangsung cepat, hanya membutuhkan waktu sekitar 4 jam. Setelah itu, Ita diberi uang sebesar Rp 70 juta dan ditambah lagi Rp 4 juta oleh istri Erwin.
"Katanya sisanya nanti diberikan, sesuai dengan kesepakatan yakni melunasi utang saya Rp 350 juta," bebernya.
Celakanya, Ita sampai hari ini belum dibayar lunas. Upaya menagih sudah pernah dilakukan dengan mendatangi tempat usaha Erwin di Jalan Ahmad Yani, Kota Malang. Tetapi di sana, Ita justru mendapat perlakuan di luar perkiraan.
"Saya diusir, saya dimaki-maki. Pak Erwin bahkan bilang silakan tempuh jalur hukum, lha wong tidak ada hitam putih," ujar Ita.
Mendapat perlakuan seperti itu, Ita bingung dan memilih untuk mendatangi dokter A. Sama halnya, dengan Erwin, Ita justru malah ditakuti akan meringkuk di sel penjara bila memaksa untuk meminta kekurangan uang.
"Saya dibilangi apa tidak takut dipenjara, ibu punya anak kan?," kata Ita menirukan perkataan dokter A saat itu.
Pasca itu, dokter A meminta putrinya untuk membuat rekening bank, setiap bulan ditransfer uang sebesar Rp 500 ribu untuk membantu biaya pendidikan. Tetapi untuk bulan ini pengiriman uang tersebut berhenti.